Minggu, 20 Agustus 2017

Mengapa Trans TV dan Lativi Siaran Percobaannya di “Surabaya”?


Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) dan Lativi Media Karya (tvOne) adalah 2 stasiun televisi swasta pertama di Indonesia. Keduanya memecahkan monopoli dari stasiun milik pemerintah, Surabaya Centra Televisi (Sekarang Surya Citra Televisi (SCTV)) dan Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI (sekarang MNCTV)). Faktanya, keduanya merayakan ulang tahun di tanggal yang sama, yakni pada 15 Desember (bersama Trans7) dan 14 Februari.
Namun, pernahkah Anda terpikir, mengapa Trans TV dan Lativi memancarkan siaran percobaannya di kota “Surabaya” dan sekitarnya? Bukan kebetulan, karena keduanya diluncurkan oleh satu perusahaan yang sama. Mari kita lihat, sejarah singkat mereka di bawah ini.

Trans TV dan Lativi, “saudara kembar” dan Siaran percobaan di Surabaya

Trans Lativi Surabaya didirikan pada 1 Agustus 1998, dan diizinkan bersiaran secara terestrial sebagai siaran gratis. Trans TV oleh Cipta Lamtoro Gung Persada bersama TPI, Rajawali Corpora bersama RCTI dan Para Inti Investindo dan Lativi didirikan pada Bulan Januari 1999 oleh Cipta Lamtoro Gung Persada dan ALatief Corporation keduanya bersama TPI, Kantornya berada di Jalan Sambisari, Surabaya, Trans TV dan Lativi melakukan siaran percobaan selama 4 jam sehari. Awalnya, siaran Trans TV dan Lativi hanya diterima secara terbatas di Jawa Timur Ketika itu, Trans TV dan Lativi berstatus TV Lokal dengan menjangkau Surabaya dan Gerbang Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, Lamongan). Nama perusahaannya adalah PT Lativi Media Karya. Lativi didirikan untuk menayangkan Trans TV di Surabaya karena saat itu Trans TV dan Lativi hanya bersiaran di Jawa Timur. sejak, Bulan Januari 1999, siaran Trans TV dan Lativi sudah mencapai DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Banten dan Bandung.
Trans TV dan Lativi dikenal sebagai “saudara kembar” karena menayangkan acara-acara yang sama meskipun waktu tayang di keduanya berbeda.

Siaran nasional pindah ke Jakarta

Pada tahun 2001, Awalnya, siaran Trans TV dan Lativi hanya diterima secara terbatas di Jawa Timur, Jabodetabek dan Bandung, Trans TV dan Lativi resmi melakukan siaran nasional. Mereka mulai berpisah dalam hal acara, kecuali program berita dimana Lativi masih merelai Trans TV. Siaran Lativi awalnya masih dikendalikan dari Surabaya, tepatnya di komplek Sambisari. Trans TV juga ikut bersiaran di Surabaya, menumpang komplek Lativi. Pada tahun 1999,  operasional studio Trans TV berpindah ke Jakarta, menumpang komplek RCTI di Kebon Jeruk. Baru pada 15 Desember 2001, meluncurkan Trans TV Kantornya berada dipindah ke Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Kapten Pierre Tendean, (samping kompleks Trans Media). 
Tepat satu tahun kemudian, kantor pusat Lativi juga dipindah ke Jakarta Timur, tepatnya di Jalan Rawa Terate II No.2 dan meluncurkan Lativi pada 30 Juli 2002, sebagai stasiun televisi swasta kedua Indonesia.

2001-2009: Gabung kepemilikan

Pada tahun 2001, Lativi dimiliki oleh Bimantara Citra bersama RCTI dan Global TV, Cipta Lamtoro Gung Persada bersama Trans TV dan ALatief Corporation ketiganya bersama TPI, milik Bambang Trihatmodjo, Abdul Latief dan Hary Tanoesoedibjo.
Pada tahun 2003, Lativi dimiliki oleh Rajawali Corpora bersama Trans TV, Media Nusantara Citra (MNC) bersama Global TV dan keduanya bersama RCTI, dan ALatief Corporation keduanya bersama TPI milik Abdul Latief dan Hary Tanoesoedibjo; bersama Usman Ja'far.
Pada tahun 2006,Trans TV dimiliki oleh Rajawali Corpora bersama RCTI, ANTV, Lativi dan Global TV dan Trans Corp keduanya bersama Trans7 milik Peter Sondakh, Chairul Tanjung, Wishnutama dan Atiek Nur Wahyuni.
Pada tahun 2006,Lativi dimiliki oleh Rajawali Corpora bersama Trans TV dan Trans7, Visi Media Asia keduanya bersama ANTV, Media Nusantara Citra keduanya bersama RCTI dan Global TV dan ALatief Corporation bersama SCTV dan keduanya bersama TPI milik Anindya Bakrie, Peter Sondakh, Abdul Latief dan Hary Tanoesoedibjo.

2003-sekarang: Pisah kepemilikan

Pada Tahun 2003 Trans TV tidak lagi berada dalam satu pemilik bersama TPI.
Pada Tahun 2008 Lativi tidak lagi berada dalam satu pemilik bersama Trans TV dan Trans7. Sejak itu, Lativi berubah menjadi tvOne, mengakuisisi 70 persen saham tvOne. Pada tahun yang sama, tvOne juga sudah mulai memiliki program berita sendiri, Kabar.
Pada Tahun 2009 Trans TV dan Trans7 tidak lagi berada dalam satu pemilik bersama RCTI.
Pada Tahun 2010 tvOne tidak lagi berada dalam satu pemilik bersama SCTV.
Pada Tahun 2011 tvOne tidak lagi berada dalam satu pemilik bersama Global TV.
Saat ini, Trans TV menjadi milik Trans Media bersama Trans7 dan CNN Indonesia. Sementara tvOne dikuasai Visi Media Asia (VIVA) bersama ANTV dan Bimantara Pacific bersama RCTI, MNCTV, dan iNews TV. Cipta Lamtoro Gung Persada, yang mendirikan TVRI dan Trans TV digabung kepada ALatief Corporation yang mendirikan SCTV dan kedua mendirikan TPI dan Lativi sejak tahun 2017 berubah menjadi Bimantara Pacific